LEBAK, AktualBanten.id – Ketua Umum Badan Kerjasama Lumbung Sosialisasi Masyarakat (BK-LSM) Kabupaten Lebak, Mamik Slamet, mendesak kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemen Komdigi) Republik Indonesia, agar segera membentuk tim gabungan, menyoal usaha penjualan kembali jasa layanan telekomunikasi dalam bentuk wifi voucer (RTRW Net) di Wilayah Kabupaten Lebak, yang dinilai serampangan, hingga memakan korban jiwa.

Mamik Slamet menilai, insiden tersebut, terjadi lantaran pemasangan kabel wifi, diduga dilakukan tidak sesuai prosedur.

“Jika merujuk pada Pasal 359 KUHP, hal tersebut merupakan perbuatan melawan hukum, diancam pidana penjara 5 tahun, kenapa demikian, sebab ada beberapa pokok permasalahan yang dilanggar oleh oknun pengusaha RTRW Net tersebut” beber Mamik Slamet. 

Lebih rinci Mamik Slamet mengungkapkan, beberapa permasalahan yang diduga dilanggar oleh oknum pengusaha RTRW Net, hingga menyebabkan terjadinya insiden yang merenggut korban jiwa itu.

“Sebenarnya dasar bagi penegak hukum, memanggil dan memeriksa oknun pengusaha wifi ini,  Pertama, diduga dia telah dengan sengaja memasang jaringan kebel wifi pada tiang listrik PLN, padahal potensi resiko dan gangguannya tinggi,  kedua, sudah jelas-jelas hal itu tidak dibenarkan secara aturan, baik di tiang listrik PLN maupun di tiang Telkom, karena harus ada izin tertulis,  dan saya yakin dia ga punya izin, tapi dipaksakan alias nyolong-nyolong pemasangannya, ketiga,  gangguan kabel wifi tersebut, berdasarkan info sebenarnya sudah lama, cuma oknum pengusaha malah membiarkannya, hingga dampaknya menimbulkan gangguan dan merugikan orang lain, dan tentu dampak itu timbuk. akibat kelalaian oknum pengusaha tersebut, dan patut diingat, kasus ini bukan kasus delik aduan sifatnya,”ungkap mamik.

Sudah seharusnya Bapak Presiden, pinta Mamik Slamet,  memerintahkan jajarannya dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), agar segera membentuk tim gabungan, mengevaluasi usaha RTRW Net di Kabupaten Lebak dan wilayah lainnya. 

“Pemerintah harus berpihak kepada masyarakat banyak, jangan sampai pelaku usaha RTRW Net, khususnya di Wilayah Kabupaten Lebak, dibiarkan begitu saja, sebab mereka hanya memikirkan keuntungan pribadi, padahal banyak pelanggaran yang mereka lakukan, seperti pemasangan kabel jaringan serampangan di tiang telkom, dan tiang listrik PLN, hingga memakan korban jiwa, namun mereka tetap dibiarkan, dan terkesan seperti kebal hukum, padahal jelas-jelas nampak pelanggarannya” terang Mamik Slamet,  Sabtu, 23 November 2024.

Meskipun beberapa diantara pengusaha RTRW Net tersebut sudah ada yang mengantongi izin reseller, namun menurutnya, hal itu tidak berdampak terhadap pelanggaran yang dilakukan.

“Banyak pelaku usaha RTRW Net, khususnya di Wilayah Kabupaten Lebak, tidak mengantongi izin alias ilegal, namun ada juga yang sudah memiliki izin reseler, tetapi perlu dicatat, belum tentu mereka juga mematuhi aturan, sebab faktanya, infrastruktur tiang jaringan yang mereka gunakan ini, justru menggunakan tiang telkom dan tiang listrik PLN, yang jelas-jelas perusahaan BUMN tersebut, belum tentu memberikan izin penggunaan tiang,  artinya kegiatan mereka ini tetap ilegal dan wajib ditindak tegas” pungkasnya.

Terpisah, petugas lapangan pada bagian penanganan gangguan jaringan kabel PLN, saat ditemui di sekitar wilayah Kecamatan Bojongmanik,  membenarkan jika keberadaan kabel wifi di tiang PLN, sering menimbulkan gangguan dan dipasang tanpa izin. 

“Terkait pemasangan kabel wifi di tiang PLN yang menelan korban jiwa itu, ga ada izin, dan kita juga merasa terganggu ketika melakukan penanganan gangguan pada jaringan kabel listrik, tetapi mereka memasang kabel wifi itu biasanya dilakukan pada malam hari, sehingga tidak terpantau” keluh petugas lapangan bagian penanganan gangguan, pada kantor Wilayah Kecamatan Bojongmanik,  Kabupaten Lebak.

Hingga berita ini ditayangkan. Awak Media terus berupaya meminta konfirmasi lebih lanjut, kepada pihak-pihak terkait lainnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *